Mencari informasi tentang Situs Condrogeni memang membutuhkan upaya yang lebih. Mbah Google yang biasanya menjadi rujukan utama segala kekurangan informasi pun tak banyak memberikan referensi.
Nama Condrogeni banyak dikaitkan dengan seorang patih dari Kerajaan Ngatas Angin, Raden Bagus Condrogeni. Kerajaan Ngatas Angin sendiri dipimpin oleh Raden Condromowo yang kemudian bergelar Raden Ngabei Selopurwoto. Raden Condromowo adalah Paman dari Raja Majapahit, Hayam Wuruk. Konon, Hayam Wuruk memerintahkan Raden Condromowo untuk membangun sebuah Candi yang sekarang kita kenal dengan Candi Ngetos. Situs Condrogeni sendiri dipercaya sebagai penanda wilayah kepatihan Raden Bagus Condrogeni. Letaknya sekitar 15 km dari Candi Ngetos.
Situs
Condrogeni terbagi menjadi dua bagian, satu berada di bawah, sedangkan
satunya lagi berada di atas. Arca – arca di Situs Condrogeni sangat unik
dengan bentuk yang mengarah ke arca Megalitik. Arca – arca Condrogeni
kemungkinan peninggalan masa Kerajaan Majapahit akhir. Selain arca, dulu
di Situs ini terdapat talud (talud bisa diartikan sebuah pasangan batu belah yang berfungsi sebagai penahan tanah agar tidak longsor), tapi sekarang sepertinya tertutup tanah
dan tanaman sehingga tak kelihatan lagi. Selain itu, dulu juga terdapat
banyak arca disini, entah sekarang musnah kemana semua arca itu.
Situs
Condrogeni bagian bawah terdiri dari satu arca dwarapala, dua buah
menhir atau tugu batu dan sebuah batu yang bentuknya menyerupai stupa.
Arca dwarapala dibawah sini memiliki bentuk gemuk, mulut menyeringai
dengan gigi taringnya yang tajam, rambut gimbal nan panjang, dan hidung
yang besar. Tangan kanannya memegang pedang polos tanpa ukiran, memakai
kalung, gelang serta anting – anting dikedua telinganya. Arca disini
dalam posisi jongkok dan memakai kain untuk menutupi daerah kemaluannya
(seperti yang dipakai para pesumo).
Di Situs
Condrogeni bagian atas
terdapat sekitar dua buah umpak, sebuah menhir dan sebuah arca
dwarapala. Arca dwarapala disini lebih ramping dan tinggi dari arca yang
ada dibawah. Arca tersebut memegang pedang berukir yang patah, memakai
kain penutup kemaluan, memakai kalung dan memiliki payudara (arca
perempuan ?). Bagian mata dan hidung arca melesak ke dalam dan tangan
kanannya putus.Adanya
umpak disini, kemungkinan pernah ada suatu bangunan pendopo. Dengan
adanya arca dwarapala di atas dan dibawah, kemungkinan Situs ini
merupakan suatu bangunan punden berundak seperti Candi Sukuh maupun Candi Ceto.
Situs
Condrogeni, suatu Situs yang tak pernah disangka, berada dibalik hiruk
pikuknya wisata Air Terjun Sedudo. Suatu Situs peninggalan purbakala
yang layak dijaga dan dilestarikan. Suatu Situs peninggalan purbakala
yang bertahan selama ribuan tahun dalam selimut kabut Gunung Wilis yang
suci.
Dan ternyata kita hanya sering lewat, tanpa pernah melihat situsnya. Bagi yang sudah mondar-mandri ke Air Terjun Sedudo, tentu
sekilas pernah melihat plang "Situs Condrogeni" letaknya sekitar 2 km
sebelum Air Terjun Sedudo. Menyempatkan mampir ke sana adalah keputusan yang tepat. Walaupun memang, jalan menuju ke sana tidak dapat dijangkau dengan kendaraan bermotor, kita harus berjalan kaki melewati jalan setapak selama 30 menit.
Situs ini memang jarang dikunjungi, sehingga wajar jika kita tidak menemui jejak-jejak vandalisme di sini. Tidak ada coretan aku cinta kau, atau saya was here. Justru, yang sering berkunjung adalah penikmat wisata mistis atau para pegiat meditasi (pertapaan). Hal itu menambah nuansa magis sekaligus mistis ketika berkunjung ke sana. Bahkan menurut warga,
di hari-hari tertentu sering terdengar suara gamelan dari sekitar area
situs Condrogeni. Padahal ketika bunyi-bunyian gamelan terdengar, di
sekitar lokasi tidak ada orang satupun. hiiiiiiiiiiii
Sumber:
1. http://gratishostingdi.blogspot.com/2013/05/situs-condrogeni.html
2. http://www.mlancong.com/detail/artikel/jalan-setapak-menuju-situs-condrogeni.html
3. http://www.garudamukha.com/?prm=galeri&norec=40
1. http://gratishostingdi.blogspot.com/2013/05/situs-condrogeni.html
2. http://www.mlancong.com/detail/artikel/jalan-setapak-menuju-situs-condrogeni.html
3. http://www.garudamukha.com/?prm=galeri&norec=40
Comments
Post a Comment